KECERDASAN
EMOSIONAL, CARA BARU MEMBESARKAN ANAK
Mata Kuliah : Psikologi
Perkembangan
Dosen : Dra. Hj. Mardiah, MM
OLEH
Kelompok
6: - Rahmat Hidayat
-Fikri Aulia
-Marsoto
-Juli
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAHUL ULUM
TANJUNGPINANG
2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Kecerdasan Emosional, Cara Baru Membesarkan Anak ini dengan
baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada
Ibu Mardiah selaku Dosen mata kuliah Psikologi Perkembangan yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Tanjungpinang, Januari 2016
Penyusun
i
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
…………………………………………………………… i
DAFTAR ISI
…………………………………………………………………….. ii
BAB I
PENDAHULUAN
……………………………………………………………….. 1-2
BAB II
PEMBAHASAN
…………………………………………………………………3-13
BAB III
PENUTUP ………………………………………………………………………...
14
DAFTAR PUSTAKA
…………………………………………………………….iii
ii
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kecerdasan
adalah kemampuan general manusia untuk melakukan tindakan-tindakan yang
mempunyai tujuan dan berpikir dengan rasional, dan dapat juga diartikan sebagai
kemampuan pribadi untuk memahami, melakukan inovasi, dan memberikan solusi
terhadap dalam berbagai situasi.
Emosional
adalah suatu respon terhadap suatu perangsang yang menyebabkan perubahan
fisiologis disertai perasaan yang kuat dan biasanya mengandung kemungkinan
untuk meletus.
Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain di sekitarnya.
Memiliki anak yang baik dalam bersikap, cerdas, dan patuh
adalah impian siapa saja. Maka dari itu intuk memilki anak dengan kriteria di
atas adalah sepenuhnya tanggung jawab orang tua dalam membesarkan dan mendidik
anak sedini mungkin. Secara teori hal itu tampak mudah namun dalam penerapanya
tidak semua orangtua berhasil melakukanya.
Cara mendidik anak harus dipahami secara menyeluruh bukan
hanya sepenggal-sepenggal saja. Agar anak tumbuh dengan utuh baik secara
intelektual, spiritual, dan emosional. Maka mendidik anak seharusnya berupa
upaya mengajak dan memotivasi anak kearah positif untuk berani meenukan hal-hal
baru secara intelektual, spiritual, dan emosionalnya. Ketiganya jangan
dipisahkan apalagi dihilangkan.
Kesalahan yang umum dilakukan orangtua adalah mereka merasa telah cukup hanya dengan memasukan anak kesekolah. Toh mereka juga diajari di sekolahan berbagail hal. Pada posisi ini maka kemungkinan gagal dalam mendidik anak sudah di depan mata. Seharusnya tanggung jawab sebagai orang tua dalam mencetak anak yang berkualitas tidak bisa sampai disitu saja.
Kesalahan yang umum dilakukan orangtua adalah mereka merasa telah cukup hanya dengan memasukan anak kesekolah. Toh mereka juga diajari di sekolahan berbagail hal. Pada posisi ini maka kemungkinan gagal dalam mendidik anak sudah di depan mata. Seharusnya tanggung jawab sebagai orang tua dalam mencetak anak yang berkualitas tidak bisa sampai disitu saja.
B. Rumusan
Masalah
Dari
latar belakang diatas dapat kita rumuskan masalahnya sebagai berikut.
1. Apakah
yang dimaksud dengan kecerdasan ?
2. Apakah
yang dimaksud dengan emosional ?
3. Apakah
yang dimaksud dengan kecerdasan emosional ?
4. Bagaimana
cara baru membesarkan anak ?
C. Tujuan
Dari
rumusan masalah diatas dapat kita ambil tujuannya sebagai berikut.
1. Untuk
mengetahui pengertian kecerdasan.
2. Untuk
mengetahui pengertian emosional.
3. Untuk
mengetahui pengertian kecerdasan emosional.
4. Untuk
mengetahui cara baru membesarkan anak.
BAB II
PEMBAHASAN
a.
Pengertian
Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang
untuk menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya
dan orang lain di sekitarnya. Dalam
hal ini, emosi mengacu pada perasaan terhadap informasiakan
suatu hubungan. Sedangkan, kecerdasan
(intelijen) mengacu pada kapasitas untuk memberikan alasan yang valid akan
suatu hubungan. Kecerdasan
emosional (EQ) belakangan ini dinilai tidak kalah penting dengan kecerdasan intelektual (IQ). Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa
kecerdasan emosional dua kali lebih penting daripada kecerdasan intelektual
dalam memberikan kontribusiterhadap
kesuksesan seseorang.
Menurut Howard Gardner (1983)
terdapat lima pokok utama dari kecerdasan emosional
seseorang, yakni mampu menyadari dan mengelola emosi diri sendiri, memiliki
kepekaan terhadap emosi orang lain, mampu merespon dan bernegosiasi dengan
orang lain secara emosional, serta dapat menggunakan emosi sebagai alat untuk
memotivasi diri.
Salah satu komponen penting untuk bisa hidup di
tengah-tengah masyarakat adalah kemampuan untuk mengarahkan emosi secara baik.
Penelitian yang dilakukan oleh Goleman
menunjukkan bahwa kontribusi IQ bagi keberhasilan seseorang hanya
sekitar 20% sisanya 80% ditentukan oleh serumpun faktor yang disebut kecerdasan
emosional.
Dalam kenyataannya sekarang ini dapat dilihat bahwa orang yang ber-IQ tinggi
belum tentu sukses dan belum tentu hidup bahagia.
Orang yang ber-IQ tinggi tetapi karena emosinya tidak stabil
dan mudah marah seringkali keliru dalam menentukan dan memecahkan persoalan
hidup karena tidak dapat berkonsentrasi. Emosinya yang tidak berkembang, tidak
terkuasai, sering membuatnya berubah-ubah dalam menghadapi persoalan dan
bersikap terhadap orang lain sehingga banyak menimbulkan konflik.
Emosi yang
kurang terolah juga dengan mudah menyebabkan orang lain itu kadang sangat
bersemangat menyetujui sesuatu, tetapi dalam waktu singkat berubah menolaknya,
sehingga mengacaukan kerja sama yang disepakati bersama orang lain. Maka, orang
itu mengalami kegagalan.
b. Arti Penting Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosi merupakan
kapasitas manusiawi yang dimiliki oleh seseorang dan sangat berguna untuk
menghadapi, memperkuat diri, atau mengubah kondisi kehidupan yang tidak
menyenangkan menjadi suatu hal yang wajar untuk diatasi.
Masih menurut Goleman, biasanya pada orang-orang
yang murni hanya memiliki kecerdasan akademis tinggi, mereka cenderung memiliki
rasa gelisah yang tidak beralasan, terlalu kritis, rewel, cenderung menarik
diri, terkesan dingin dan cenderung sulit mengekspresikan kekesalan dan
kemarahannya secara tepat.
Bila didukung dengan rendahnya taraf kecerdasan
emosionalnya, maka orang-orang seperti ini sering menjadi sumber masalah.
Karena sifat-sifat di atas, bila seseorang memiliki IQ tinggi namun taraf
kecerdasan emosionalnya rendah maka cenderung akan terlihat sebagai orang yang
keras kepala, sulit bergaul, mudah frustrasi, tidak mudah percaya kepada orang
lain, tidak peka dengan kondisi lingkungan dan cenderung putus asa bila
mengalami stress. Kondisi sebaliknya, dialami oleh orang-orang yang memiliki
taraf IQ rata-rata namun memiliki kecerdasan emosional yang tinggi.
c. Ciri-ciri Orang Yang Memiliki
Kecerdasan Emosional
1. Fokus pada Hal-hal yang Positif
Mereka yang memiliki kecerdasan emosional tinggi sadar
bahwa percuma saja berlarut-larut dengan masalah. Fokus pada masalah tidak akan
pernah membawa solusi, sebaliknya bersikap positif dalam menyikapi masalah akan membawa anda pada
solusi yang tepat
untuk menyelesaikan permasalahan anda.
2. Mereka yang Berpikiran Positif akan Berkumpul dengan Mereka yang
Berpikir Positif Pula
Orang-orang dengan kecerdasan emosional tinggi tidak
akan menghabiskan banyak waktu dengan berkumpul bersama mereka yang suka
mengeluh dan mengumpat. Mendengarkan keluh kesah dari mereka yang suka berpikir
negatif hanya akan membawa menghabiskan energi kita pada hal yang percuma.
Sebaliknya, berkumpul dengan orang yang memiliki pikiran positif dan penuh
semangat akan membuat kita tertular juga. Dan inilah yang pada akhirnya akan
meningkatkan kecerdasan emosional anda juga.
3. Orang dengan Kecerdasan Emosional Tinggi selalu Assertive
Assertive adalah sebuah sikap tegas dalam
mengemukakan suatu pendapat, tanpa harus melukai perasaan lawan bicaranya. Orang yang assertive sangat tahu betul kapan mereka harus
bicara, kapan mereka harus mengemukakan suatu pendapat dan bagaimana cara yang
tepat untuk memberikan sebuah solusi tanpa harus menggurui. Dan yang pasti
mereka yang memiliki sikap assertive selalu berpikir terlebih dahulu
sebelum bicara.
4. Mereka adalah Visioner yang siap Melupakan Kegagalan di Masa Lalu
Orang-orang
dengan kecerdasan emosional yang tinggi akan sibuk memikirkan apa yang akan
dilakukannya di masa depan dan
segera melupakan kegagalan di masa lalu. Baginya kegagalan di masa lalu adalah
sebuah pelajaran yang penting diambil untuk mengambil langkah yang lebih mantab
di masa yang akan datang.
5. Mereka Tahu Cara Membuat Hidup Lebih Bahagia dan Bermakna
Dimanapun mereka berada, apakah itu di tempat kerja,
di rumah ataupun berkumpul dengan teman-teman, orang dengan kecerdasan
emosional yang tinggi akan membawa kebahagiaan bagi sesamanya. Terkadang arti
bahagia bagi mereka tidak harus sebuah kekayaan. Bersyukur akan nikmat yang didapat hari ini dan membantu orang lain
yang membutuhkan pertolongannya akan membuat mereka merasa bahagia dan bermakna.
6. Mereka Tahu Bagaimana Mengeluarkan Energi Mereka secara Bijak
Mereka yang dikaruniai kecerdasan emosional tinggi,
tahu bagaimana memanfaatkan energi mereka dengan bijak.Mereka tidak akan menghabiskan waktu untuk hal-hal yang percuma
saja. Mereka akan fokus pada tindakan-tindakan yang akan membawa
manfaat bagi sesamanya.
7. Terus Belajar dan Berkembang
Mereka yang memiliki kecerdasan emosional tinggi
sadar, bahwa apa yang ia ketahui saat ini masih belumlah apa-apa. Baginya, belajar bukanlah 12 tahun wajib belajar dan 4 tahun kuliah.
Wajib belajar adalah seumur hidup. Mereka selalu terbuka akan hal-hal baru dan
berani mencoba berbagai macam tantangan yang akan membuat mereka berkembang.
Kritik dan saran dari orang lain akan dijadikan sebagai referensi baru dalam
mengambil langkah dan keputusan di masa yang akan datang.
“It
isn’t stress that makes us fall – it;s how we respond to stressful events.” –
Wayde Goodall
d. Hal-hal
yang Harus dimiliki Oleh Orang yang Cerdas dalam Emosionalnya
1. Mengatasi stres
Stress merupakan tekanan yang timbul akibat beban hidup. Stress dapat dialami oleh siapa saja. Toleransi terhadap stress merupakan kemampuan untuk bertahan terhadap peristiwa-peristiwa buruk dan situasi penuh tekanan tanpa menjadi hancur. Ini berarti mengelola stress dengan positif dan merubahnya menjadi pengaruh yang baik.
Orang yang cerdas secara emosional mampu menghadapi kesulitan hidup dengan kepala tegak, tegar dan tidak hanyut oleh emosi yang kuat. Cenderung menghadapi semua hal, bukannya lari dan menghindar. Dapat mengelakkan pukulan sehingga tidak hancur dan tetap terkendali. Mungkin sesekali terjatuh namun tidak terpuruk sehingga dapat berdiri tegak kembali.
Stress merupakan tekanan yang timbul akibat beban hidup. Stress dapat dialami oleh siapa saja. Toleransi terhadap stress merupakan kemampuan untuk bertahan terhadap peristiwa-peristiwa buruk dan situasi penuh tekanan tanpa menjadi hancur. Ini berarti mengelola stress dengan positif dan merubahnya menjadi pengaruh yang baik.
Orang yang cerdas secara emosional mampu menghadapi kesulitan hidup dengan kepala tegak, tegar dan tidak hanyut oleh emosi yang kuat. Cenderung menghadapi semua hal, bukannya lari dan menghindar. Dapat mengelakkan pukulan sehingga tidak hancur dan tetap terkendali. Mungkin sesekali terjatuh namun tidak terpuruk sehingga dapat berdiri tegak kembali.
2. Mengendalikan Dorongan Hati
Merupakan karakteristik emosi untuk menunda kesenangan sesaat untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Hal ini sering juga disebut “menahan diri”.
Orang yang cerdas secara emosi tidak memakai prinsip “harus memiliki segalanya saat itu juga”. Mengendalikan dorongan hati merupakan salah satu seni bersabar dan menukar rasa sakit atau kesulitan saat ini dengan kesenangan yang jauh lebih besar dimasa yang akan datang. Kecerdasan emosi penuh dengan perhitungan.
Merupakan karakteristik emosi untuk menunda kesenangan sesaat untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Hal ini sering juga disebut “menahan diri”.
Orang yang cerdas secara emosi tidak memakai prinsip “harus memiliki segalanya saat itu juga”. Mengendalikan dorongan hati merupakan salah satu seni bersabar dan menukar rasa sakit atau kesulitan saat ini dengan kesenangan yang jauh lebih besar dimasa yang akan datang. Kecerdasan emosi penuh dengan perhitungan.
3. Mengelola Suasana Hati
Merupakan kemampuan emosionil yang meliputi kecakapan untuk tetap tenang dalam suasana apapun, menghilangkan gelisahan yang timbul, mengatasi kesedihan atau berdamai dengan sesuatu yang menjengkelkan.
Merupakan kemampuan emosionil yang meliputi kecakapan untuk tetap tenang dalam suasana apapun, menghilangkan gelisahan yang timbul, mengatasi kesedihan atau berdamai dengan sesuatu yang menjengkelkan.
Orang yang cerdas secara emosi tidak berada dibawah
kekuasaan emosi. Mereka akan cepat kembali bersemangat apapun situasi yang
menghadang dan tahu cara menenangkan diri.
Mengelola suasana hati bukan berarti menekan perasaan. Salah
satu ekspresi emosi yang bisa timbul bagi setiap orang adalah marah. Menurut
Aristoteles, Marah itu mudah. Tetapi untuk marah kepada orang yang tepat,
tingkat yang tepat, waktu, tujuan dan dengan cara yang tepat, hanya bisa
dilakukan oleh orang-orang yang cerdas secara emosi.
4. Memotivasi Diri
Orang dengan keterampilan ini cenderung sangat produktif dan efektif dalam hal apapun yang mereka hadapi. Ada banyak cara untuk memotivasi diri sendiri antra lain dengan banyak membaca buku atau artikel-artikel positif, “selftalk”, tetap fokus pada impian-impian, evaluasi diri dan sebagainya.
Orang dengan keterampilan ini cenderung sangat produktif dan efektif dalam hal apapun yang mereka hadapi. Ada banyak cara untuk memotivasi diri sendiri antra lain dengan banyak membaca buku atau artikel-artikel positif, “selftalk”, tetap fokus pada impian-impian, evaluasi diri dan sebagainya.
5. Memahami Orang lain
Menyadari dan menghargai perasaan-perasaan orang lain adalah hal terpenting dalam kecerdasan emosi. Hal ini juga biasa disebut dengan empati.
Empati bisa juga berarti melihat dunia dari mata orang lain. Ini berarti juga dapat membaca dan memahami emosi-emosi orang lain.
Memahami perasaan orang lain tidak harus mendikte tindakan kita. Menjadi pendengar yang baik tidak berarti harus setuju dengan apapun yang kita dengar.
Keuntungan dari memahami orang lain adalah kita lebih banyak pilihan tentang cara bersikap dan memiliki peluang lebih baik untuk berkomunikasi dan menjalin hubungan baik dengan orang lain.
Menyadari dan menghargai perasaan-perasaan orang lain adalah hal terpenting dalam kecerdasan emosi. Hal ini juga biasa disebut dengan empati.
Empati bisa juga berarti melihat dunia dari mata orang lain. Ini berarti juga dapat membaca dan memahami emosi-emosi orang lain.
Memahami perasaan orang lain tidak harus mendikte tindakan kita. Menjadi pendengar yang baik tidak berarti harus setuju dengan apapun yang kita dengar.
Keuntungan dari memahami orang lain adalah kita lebih banyak pilihan tentang cara bersikap dan memiliki peluang lebih baik untuk berkomunikasi dan menjalin hubungan baik dengan orang lain.
6. Kemampuan Sosial
Memiliki perhatian mendasar terhadap orang lain. Orang yang mempunyai kemampuan sosial dapat bergaul dengan siapa saja, menyenangkan dan tenggang rasa terhadap orang lain ynag berbeda dengan dirinya.
Memiliki perhatian mendasar terhadap orang lain. Orang yang mempunyai kemampuan sosial dapat bergaul dengan siapa saja, menyenangkan dan tenggang rasa terhadap orang lain ynag berbeda dengan dirinya.
Tingkah laku seperti itu memerlukan harga diri yang tinggi,
yaitu: menerima diri sendiri apa adanya, tidak perlu membuktikan apapun (baik
pada diri sendiri maupun orang lain), bahagia dan puas pada diri sendiri apapun
keadaannya.
Kemampuan sosial erat hubungannya dengan keterampilan
menjalin hubungan dengan orang lain. Orang yang cerdas secara emosi mampu
menjalin hubungan sosial dengan siapa saja. Orang-orang senang berada disekitar
mereka dan merasa bahwa hubungan ini berharga dan menyenangkan. Ini berarti
kedua belah pihak dapat menjadi diri mereka sendiri.
Orang-orang dengan kecerdasan emosi yang tinggi bisa membuat orang lain merasa tentram dan nyaman berada didekatnya. Mereka menebar kehangatan dan keterbukaan atau transparansi dengan cara yang tepat.
Orang-orang dengan kecerdasan emosi yang tinggi bisa membuat orang lain merasa tentram dan nyaman berada didekatnya. Mereka menebar kehangatan dan keterbukaan atau transparansi dengan cara yang tepat.
e. Cara
untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosional
Dua ahli EQ (Emotional
Quotient), Salovey & Mayer (1990) – pengembang konsep EQ, jauh sebelum
Goleman – merangkumnya menjadi lima aspek berikut ini :
a. kesadaran diri (self
awareness)
b. mengelola emosi
(managing emotions)
c. memotivasi diri
sendiri (motivating oneself)
d. empati (emphaty) dan
e. menjaga relasi
(handling relationship)
f. Cara
Baru Membesarkan Anak
1. Berikan
anak asupan makanan yang bergizi. Ini hal yang paling utama dalam pertumbuhan
fisik ataupun jasmaninya.
2. Mengajak
anak-anak kita minimal satu kali dalam seminggu untuk berolahraga setidaknya
senam ataupun jogging lebih baik pada waktu dipagi hari secara rutin.
3. Lalu
beriringan dengan dua hal diatas kita sebagai orang tua harus mendidiknya
dengan baik. Untuk lebih jelas mari sama-sama kita simak penjelasannya sebagai
berikut.
Cara Mendidik Anak
1. Ajarkan Kemandirian
dan Tanggung Jawab Sejak Usia Dini
Umumnya orang tua
memiliki rasa khawatir yang berlebihan pada anak. Maka jangan lagi terlalu
berlebihan mengkhawatirkan anak serta over protektif. Belajarlah untuk
mempercayai buah hati anda namun tetap memantau dari jauh tanpa pengekangan
maupun melindungi kesalahan yang dilakukan. Ajarkan pada buah hati anda
mengetahui benda-benda miliknya serta merapikanya setelah bermain. Ketika sudah
masuk masa sekolah ajarkan mereka untuk mempersiapkan keperluanya, beri uang
saku dengan diarahkan untuk disisihkan sebagai tabungan.
2. Ajarkan dan
Tumbuhkan Rasa Ingin Tahu Anak
Pada usia anak-anak
mereka memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Ketika melihal benda-benda atau
sesuatu yang belum pernah dilihat dan pahami maka biasanya mereka akan
bertanya.
Sebagai orang tua anda
harus menjawab dengan menjelasan yang mudah dipahami. Jika anda tidak tau akan
hal itu jangan berbohong, berusahalah menjelaskan selogis mungkin. Hindari
mengatakan "Tidak tahu" bisa saja mengalihkan dengan menyanggupi
untuk mencari informasi tersebut. Jika buah hati anda termasuk yang tidak suka
bertanya maka anda bisa memberikan umpan dengan memberikan penjelasan tanpa
ditanya. Misalnya "itu adalah Gajah, hewan ini suka makan rumput dan
memiliki hidung yang panjang" seperti itu.
3. Ajarkan dan
Tumbuhkan Kemampuan Berpendapat Anak
Umumnya orang tua acuh
terhadap pendapat anak. Mereka terlalu menganggap tidak penting pendapat
anak-anak. Padahal ketika pendapat anak tidak dipedulikan maka bisa berdampak
menjadikan anak minder tidak berani berpendapat. Sebagai orang tua sebaiknya
belajar mendengarkan pendapat anak, jika memang pendapatnya tidak benar bisa
dikoreksi. Misalnya dengan memberi respon positif saat anak berpendapat dengan
meberi pujian positif meskipun pendapatnya asal-asalan. Jika anak anda termasuh anak yang pemalu maka
anda bisa memberikan umpan dengan mengajukan pertanyaan sehingga memicu buah
hati anda untuk melontarkan pendapatnya.\
4. Ajarkan dan
Tumbuhkan Rasa Sosial, Bersimpati, Emapti, dll
Sebagai manusia rasa
sosial, simpati, empati, dan sikap itu sangat penting. Agar anak tumbuh menjadi
manusia yang menghargai orang lain maka sedini mungkin ajarkanlah pada mereka
untuk memahami lingkungan sekitar. Ajarkan pada anak anda untuk memberi pada
mereka yang membutuhkan, dan tidak bersifat sombong. Misalnya ada pengemis,
biarkan buah hati anda yang memberi. Kemudian berikan penjelasan kenapa kita
harus memberi dan berbagi.
5. Beri Tauladan Yang
Baik, Jadilah Contoh
Sebagai orang tua maka
sikap dan prilaku kita adalah contoh utama yang akan di ikuti oleh buah hati
kita. Jika ingin anak-anak kita bersikap sopan, bertuturkata yang baik, maka
kita harus senantiasa bersikap seperti itu sebagai contoh. Jika ingin anak kita
religius, maka kita harus memberi contoh seperti apa orang yang religius itu.
Maka dari itu sikap orang tua adalah contoh dan teladan utama bagi
anak-anaknya. .
Kesimpulan Cara
Mendidik Anak Yang Baik
Dari beberapa
pembahasan di atas tentang cara mendidik anak yang baik bisa disimpulkan bahwa
anak harus diberi perhatian dan kasih sayang serta kepercayaan. Orang tua harus
menyadari sepenuhnya bahwa buah hari mereka akan menyerap setiap hal dan
kejadian disekitarnya maka dari itu contoh terbaik adalah lingkungan keluarga
anda. Jangan berlebihan memproteksi anak dan jangan berlebihan mengabaikanya.
Kasih sayang keluarga adalah kunci kesuksesan dalam mendidik anak.
Sebagai tambahan dari
cara mendidik anak diatas adalah sebagai berikut.
a. Bersikap
lembut dan tunjukkan kasih sayang yang tulus
b. Jadilah
pendengar yang baik dan berikan dukungan
c. Bangun
kreatifitas dengan bermain bersama
d. Hindari
menggunakan kata "Jangan"
e. Jadilah
panutan dan idola untuk anak Anda
f. Berikan
rasa nyaman
g. Tumbuhkan
sikap menghormati
h. Ajarkan
rasa tanggung jawab
i.
Ajarkan untuk meminta maaf
j.
Jangan ditakut-takuti
k. Jangan
dibohongi
l.
Jangan berkata keras dan mengancam
m. Ajarkan
keterbukaan
n. Dan
tidak lupa yang terpenting adalah tanamkan pendidikan agama islam sedini
mungkin sesuaikan dengan daya tangkap/cerna dari anak tersebut.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kecerdasan
adalah kemampuan general manusia untuk melakukan tindakan-tindakan yang
mempunyai tujuan dan berpikir dengan rasional, dan dapat juga diartikan sebagai
kemampuan pribadi untuk memahami, melakukan inovasi, dan memberikan solusi
terhadap dalam berbagai situasi.
Emosional
adalah suatu respon terhadap suatu perangsang yang menyebabkan perubahan
fisiologis disertai perasaan yang kuat dan biasanya mengandung kemungkinan
untuk meletus.
Kecerdasan
emosional adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, serta
mengontrol emosi dirinya dan orang lain di sekitarnya.
Memiliki
anak yang baik dalam bersikap, cerdas, dan patuh adalah impian siapa saja. Maka
dari itu intuk memilki anak dengan kriteria di atas adalah sepenuhnya tanggung
jawab orang tua dalam membesarkan dan mendidik anak sedini mungkin. Secara
teori hal itu tampak mudah namun dalam penerapanya tidak semua orangtua
berhasil melakukanya.
B. Saran
Dari
pembahasan dan kesimpulan diatas dapat diambil saran sebagai berikut.
1. Diharapkan
setelah membaca makalah ini, para pembaca dan pemakalah dapat memahami
pengertian dari kecerdasan.
2. Diharapkan
setelah membaca makalah ini, para pembaca dan pemakalah dapat memahami
pengertian dari emosional
3. Diharapkan
setelah membaca makalah ini, para pembaca dan pemakalah dapat memahami
pengertian dari kecerdasan emosional.
4. Dan
diharapkan setelah membaca makalah ini, para pembaca dan pemakalah dapat
memahami bagaimana cara baru membesarkan dan mendidik anak dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Gardner,H.1983.
Pendidikan Emosional Usia Dini. Bandung: CV Tirta
Goeleman.
2000. Kecerdasan Manusia. Jakarta:Gramedia.
Mansur,
Pendidikan Anak Usia Dini, Pustaka Pelajar Yogyakarta
Multazam-einstein.blogspot.com
Iwinindya.blogspot.com/2013/05/makalahkecerdasanemosional
iii
Tidak ada komentar:
Posting Komentar